Ngobrol Bareng Doni Saputro Eks Vokalis Seventeen

Blog kedua ini seharusnya bercerita tentang Seventeen selepas album Sweet Seventeen. Yang belum nyimak blog pertamanya boleh klik dulu di sini ya.

Tapi sebelum beranjak ke album ketiga berarti adl saat Bani cs pindah untuk berjuang ke Jakarta bersama Ifan sebagai vokalis baru, aku mau publish interview dengan Doni Saputro, sang mantan vokalis.

Doni saat itu di mata aku adalah sosok pria "berisi" yang sangat ramah. Doni santun dan murah senyum. Orangnya juga pandai membawa suasana jadi ramai. Satu hal yang paling kuingat sampe sekarang adalah karakter vokalnya yang khas. Agak nggak nyangka doi bisa nyanyi karena sebelumnya ku tahu dia itu bassist band EsNanas.

Langsung aja yuks, ini dia:
Dok. Doni Saputro
Ceritain dong mas tentang masa-masa Seventeen di album pertama

Anak-anak itu, kami masih lugu. Beneran lugu. Jadi pertama mau rekaman itu juga ga ngerti harus melakukan persiapan apa aja. Bahkan saat label pertama tertarik dengan kita pun kita nggak ngeh. Iki ngopo to maksude label ngomong ngene? Mau rekaman, dikontrak atau apa, anak-anak ga ngerti juga

Nah terus setelah itu ada kontrak dengan Universal kita seingat saya ditawarin 8 album. Bayangan kita adalah 8 album tuh berarti untuk beberapa tahun ke depan kehidupan kita terjamin (tertawa). Paling tidak ada gantungan untuk beberapa tahun ke depan. Tapi ternyata karena kita ga ngerti apa-apa tentang kontrak, tentang hukum, jadi sebenarnya itu sesuatu yang tidak menguntungkan untuk kita. Akhirnya nego jadinya 2 album.

Lalu ada cerita di balik rekaman album perdana?
Proses rekaman album pertama ini juga penuh kejutan buat saya dan anak-anak. Jadi anak-anak itu kan Slanker (sebutan untuk fans Slank) nah kebetulan kita rekaman di studionya Bongky (eks bassist Slank) dan mixing di studionya Pay (eks gitaris Slank), dan yang mixing mas Indra (eks keyboardist Slank) jadi ya deg-an ketemu idolane. Album ini penuh kejutan dan ngasih pengalaman lebih buat anak-anak.

Sebenarnya apa mimpi mereka bersama Seventeen saat itu?
Bicara tentang mimpinya anak-anak, waktu itu anak ngeband bukan ga ada tujuan, tapi juga tidak berpikir untuk tidak menjadi seperti sekarang ini. Kita pada dasarnya seneng main musik seneng ngeband, kita nyaman dengan itu.

Menurut kami waktu itu rekaman ya bonus karena kita ngejalaninnya tenanan. Begitu masuk industri baru kok ternyata gini dan yang ga kuat saya dan akhirnya ada permasalahan. Gitulah akhirnya kami berpisah.

Mimpi untuk jadi band besar sebenarnya ada, tapi ga ngerti itu bisa dibilang mimpi apa ngga. Yang jelas angan-angan itu ada. Kita seneng banget U2, Padi, kita sering bayangin bisa ga ya kita bikin band kayak gitu. Dulu ga mikir populer, cuma bisa ga ya di musik sedahsyat mereka, sebagus mereka. Dan itu yang mungkin juga jadi pemacunya anak-anak untuk terus jalan dan berkarya.

Seberapa kuat persahabatan antarpersonel?
Kuat banget. Bahkan kalau ada pertanyaan, kenangan apa, cerita apa yang sudah kami lalui bareng saya justru ga bisa mengingatnya. Karena kami setiap hari ketemu dan pasti ada cerita yang seru. Sesuatu yang spesial saya bilang. Jadi kalau buat saya Seventeen itu bukan hanya sekadar teman atau sahabat yang setiap hari bersama, setiap hari glundang glundung madang ngising turu bareng tapi mereka keluarga. Keluarga dalam artian kita berkumpul jalanani hidup bareng itu menurut saya sesuatu yang luar biasa.

Ketika saya keluar (dari Seventeen) pun saya masih mengikuti mereka, ikatan itu masih ada. Saya keluar dari Seventeen itu bukan berarti ikatan kekeluargaan putus. Itu hanya masalah kerjaan aja saya sudah tidak bekerja dengan Seventeen. Saya masih mengikuti perkembangan mereka karena memang di situ ada keluarga sedarah saya. Ada alm Andi (drum), ada Bendot. Mereka berdua sepupu saya. Apapun perkembangan mereka saya ikuti, dan saya bersyukur ketika mereka jalannya lebih baik ketika saya sudah tidak ada di situ. Itu satu kebanggaan saya bisa bersama mereka, rekoso bareng mereka hingga akhirnya rumah itu jadi bagus.

Seperti apa para personel Seventeen di mata Doni?

Umbel (panggilan akrab Yudhi) itu ga bisa ngeliat temen-temennya, anak-anak lain laper tuh dia ga bisa. Dia pasti gimana caranya bisa ngajak temen kita yang laper itu makan. Kalau kita ngumpul terus ga ada duit ya kita gimana caranya dapet duit ya ngamen di prapatan. Ya kita ngamen tenanan. Dan itu justru tambah menguatkan ikatan batinnya temen-temen.r Mereka semua spesial buat saya.

Umbel orangnya keras, dia kalau di band itu dia ujung tombaknya. Dia orang yang paling bersemangat. Dia orang yang bisa melindungi teman-temannya

Mbendol (panggilan kak Bani) itu orang yang paling supel, dia bisa bergaul kemana aja tanpa meninggalkan ciri khas dan karakter dia. Bani kie yo ngono kuwi. Ibaratkan dia ayam terus masuk ke kandang kambing, ya dia tetap ayam. Orang yang paling sederhana menurut saya di Seventeen itu ya Bani.

Herman itu orangnya ga tegaan. Kalau dibilang pendiem menurutku ngga, tapi mungkin bisa dibilang dia paling pemikir. Tidak banyak bicara, tidak banyak bertingkah tapi actionnya selalu ada. Suka nolong orang.

Kenthi (alm Andi) humoris banget. Setiap ketemu dia, setiap dia dateng ke basecamp dia selalu punya cerita. Dia tidak pernah kosong dengan cerita dan kebanyakan ceritanya konyol. Secara keseluruhan mereka pribadi-pribadi yang ngangenin, seru banget.

MUNGKIN tak banyak yang tahu bahwa Doni bukanlah vokalis pertama Seventeen melainkan Mamat. Doni adalah vokalis kedua yang dipinang Bani cs untuk bergabung. Ternyata saat bersama Doni lah kesempatan untuk Seventeen memiliki album terwujud.

Bikin album di tahun awal Seventeen berkarya kala itu tidaklah semudah sekarang. Saat ini produksi album bisa dilakukan secara indie dan cetak serta jual sendiri. Dulu ya label besar adalah jawaban untuk musisi yang pengen karyanya terekam.

Lalu bagaimana Doni bisa jadi vokalis Seventeen?
Kan dulu saya main bass di EsNanas dan Seventeen masih dengan vokal mas Mamat. Saya ketemu dan liat Seventeen pada waktu itu Seventeen lagi banyak-banyaknya nyari gig. Saya ingat dulu di Etnic Cafe saat EsNanas main, Seventeen yang ngisi breaknya. Karena sering ketemu jadi kenal semua personelnya.

Lalu mas Mamat mundur saya ngga tau mereka audisi atau gimana ya mereka nyari vokalis. Nggak tahu kenapa Andi menyodorkan . Bahasanya Andi saat itu "mas ku wae kon nyanyi". Akhirnya ketemu di studio musik mungkin semacam mengaudisi dan nggak tahu kenapa aku oke-oke aja. Tapi dari saya ada semacam syarat, saya bosen nyanyi lagu orang jadi harus bikin lagu sendiri. Anak-anak setuju dan mulai itu kita jalan bareng.

Salah satu yg bikin saya mantep jalan sama Seventeen karena saya melihat anak-anak enjoy banget, tulus banget main musiknya. Energinya ini band asik, meriah, jadi ya saya mantap.

Doni (kiri) & Mas Andre (kanan)
Selepas dari Seventeen, Doni beberapa tahun kemudian juga ikut hijrah ke Jakarta. Ia bergabung dengan band D'Gank bersama Irang mantan vokalis BIP. Single mereka berjudul Rival Cinta sempat booming di masa itu.

Aku pun kasih berteman baik dengan mas Doni saat dia di  Jakarta. Bahkam sempat ikut dipaksa naik panggung bawain lagu lawas Seventeen saat mas Doni manggung apa gitu di Taman Menteng sekitar 2010. Buat aku sih seru-seruan bareng teman saja ya.  Lalu mas Doni kembali lagi ke Jogja dan kini bermusik bersama Kiai Kanjeng. Terakhir ketemu di 29 Desember 2018 malam saat konser tribute yang dibuat Jogja Berbagi di depan Istana Yogyakarta. Sehat, masih dengan senyumnya yang khas tapi kini jauh lebih ramping hahaaaa... Ampun mas...

Sangat senang dan terhormat buat aku bisa ngobrol lagi sama mas Doni tentang Seventeen!. Tentang sahabat aku, kakak aku, teman perjuangan juga idola aku. Thank you yang udah baca. 

Comments

Popular posts from this blog

Lagu Armada untuk Seventeen, Ifan Tolak Nyanyikan Beberapa Liriknya

Jagostu... Jagostu... Jagostu...