Kenapa aku sibuk ngurus kasus Pasha 'Ungu'
Alasan pertama: Gue adalah wartawan...
damn... kenapa selalu dihadapkan pada situasi seperti ini??? Gue ga bisa berpikir jernih akhir-akhir ini. Pagi itu aku terkaget mendengar kabar bahwa Pasha melayangkan jotos pada seorang musisi lainnya. Tapi aku lebih kaget lagi begitu tahu siapa korbannya...
Dia temanku... aku nyebutnya demikian... sedikit cerita perjumpaan itu berawal di tahun 2004, saat ia sibuk promo album perdana dengan band sebelumnya. Pribadi yang unik dan tertutup, tak banyak menuntut dan macam-macam. Cukup tahu lah bagaimana dia...
Alasan kedua: Dia temanku!!!
Ketika tuntutan pekerjaan itu datang, tuntutan hatiku yang bicara duluan. Aku harus mendapatkan beritanya, tapi pertama-tama aku harus tahu ia baik2 aja. Hingga akhirnya terhubunglah aku dengannya. Lega mendengarnya tak apa, tapi teriris dan merinding saat mendengarnya berkisah kejadian sebenarnya dengan amat sangat detil.
Kawan kalau aku jadi kau, aku juga pasti sama terpukulnya denganmu. Tulisan pertamaku mengenai kasus ini, tanganku bergetar di atas keyboard. Deg-degan... aku harus prof, tapi dia temen baikku...
Alasan ketiga: Aku tak percaya dia bersalah
Bukan hanya dari dia aku dengar kisah ini, aku juga melihat langsung gelagat Pasha di depan mataku sendiri. Mungkin naluri atau entah apa.. maaf aku tak percaya dia bersalah. Entah bagaimana aku mendukungnya, namun berita di mediaku berimbang kok... Karena bukan hanya aku yang ditugaskan mengejar kasus ini. Cover both side...
Dia teman baikku, aku berusaha berada terus disisinya, membantunya melewati masa sulit ini. Tak bisa kupungkiri kadang pemberitaan media memang kejam luar biasa. Aku tak akan membiarkannya menghadapi ini sendiri. Berkat bantuan manajernya pula, aku berada terus disisi (tepatnya terus mengupdate yang terjadi)
Alhasil, ia sudah baikan dan bicara denganku lebih detik lagi kronologis masalah itu. Maaf mungkin sedikit eksklusif hanya pada mediaku. Bayangkan kamu mengalami kasus seberat itu dan harus berbagi dengan orang yang tak dikenal. Bisakah? di telp orang dari kantorku yang jelas dia tau itu dari kantorku saja ia sulit bicara.
Alasan selanjutnya: Dia eksklusif...
begitulah kira-kira.. akhirnya aku terlibat dalam hal ini.. di satu sisi, aku dapat apa yang aku cari, di sisi lain aku tak berusaha jadi penyelamat. Asal dia tahu, dia tak sendiri menghadapinya... Mungkin masih ada aku-aku yang lain di belakangnya :)
Comments