Satu Lagi Tentang Hati
Lelaki itu
Begitu "manis", perhatian, penyayang dan baik tentunya
Tapi hanya pada orang yang disukainya, yang disayanginya
Lelaki itu
Rupanya tak hanya suka dan sayang pada satu perempuan
Hatinya terbagi, bukan hanya satu, tapi dua bahkan tiga
Perempuan itu
Tidak sedang mencari cinta ataupun kasih
Tak juga pedulikan kehadiran lelaki yang selalu menatapnya
Perempuan itu
Terperangkap dalam "manis" yang dirasanya memang manis
Bukan jadi yang kesatu, tapi dua, tiga, ya... yang keempat
Lelaki itu
Tak memberinya banyak asa berlebih
Tapi menyirami harinya dengan kasih
Lelaki itu
Tahu wanitanya haus kasih dan rasa sayang
Ia sudah begitu lama mengingat indahnya si perempuan
Perempuan itu
Tak meminta banyak harapan dalam keadaan rumit
Tak juga mengerti mengapa bermain api
Perempuan itu
Yakin lelaki-nya tak seburuk itu, berharap tak sakit
Ia sudah begitu lama menyadari manisnya si lelaki
Satu lagi tentang hati yang tak bisa dimengerti
Kenapa tak cukup dengan satu
Mengapa harus mau tak jadi yang ke satu saja
Andai hati bisa dengan jelas terurai, pastinya tak akan begitu sulit
Satu lagi tentang hati yang tak bisa dipungkiri
Nikmati selagi bisa
Senang, nikmatilah
Sakit, nikmatilah
NB: sedikit alur dari Rieke Diah Pitaloka :)
Begitu "manis", perhatian, penyayang dan baik tentunya
Tapi hanya pada orang yang disukainya, yang disayanginya
Lelaki itu
Rupanya tak hanya suka dan sayang pada satu perempuan
Hatinya terbagi, bukan hanya satu, tapi dua bahkan tiga
Perempuan itu
Tidak sedang mencari cinta ataupun kasih
Tak juga pedulikan kehadiran lelaki yang selalu menatapnya
Perempuan itu
Terperangkap dalam "manis" yang dirasanya memang manis
Bukan jadi yang kesatu, tapi dua, tiga, ya... yang keempat
Lelaki itu
Tak memberinya banyak asa berlebih
Tapi menyirami harinya dengan kasih
Lelaki itu
Tahu wanitanya haus kasih dan rasa sayang
Ia sudah begitu lama mengingat indahnya si perempuan
Perempuan itu
Tak meminta banyak harapan dalam keadaan rumit
Tak juga mengerti mengapa bermain api
Perempuan itu
Yakin lelaki-nya tak seburuk itu, berharap tak sakit
Ia sudah begitu lama menyadari manisnya si lelaki
Satu lagi tentang hati yang tak bisa dimengerti
Kenapa tak cukup dengan satu
Mengapa harus mau tak jadi yang ke satu saja
Andai hati bisa dengan jelas terurai, pastinya tak akan begitu sulit
Satu lagi tentang hati yang tak bisa dipungkiri
Nikmati selagi bisa
Senang, nikmatilah
Sakit, nikmatilah

NB: sedikit alur dari Rieke Diah Pitaloka :)
Comments