Posts

Showing posts from October, 2007

satu lagi harus berakhir

"ketika jalan pikiranku smakin jauh dari kamu, pahami itu.. banyak hal yang ngebuat aku makin ngrasa ga pantes bwtmu..banyak.." itu kalimat pendekmu ya kuterima lewat emailku... kmu ngerasa nggak pantes untuk bersamaku jadi kmu merasa pantas untuk menipuku, membohongiku demi untuk bersama wanita itu... kmu pikir aku tak tahu... hentikan... dua kali angka yang cukup banyak untuk menyakitiku jika dulu aku benci kepergianmu... sekarang silahkan berlalu... jangan lupa kemasi jejakku dari ingatmu agar kau tak lagi kembali untuk berpura-pura merapikannya...

pantaskah Aku?

"Aku nggak pantas buat kamu" Apa tolak ukur yang membuat kmu pantas buat aku? Apa tolak ukur yang membuat aku pantas buat kmu? Benarkah batasan itu ada... haruskah aku percaya... Lalu apakah kamu pantas bersama orang yang disisimu sekarang? Lalu apakah aku pantas bersama orang yang disisiku sekarang? Jangan jadikan sebagai pencari pembenaran... Kau pikir aku tak tahu... Aku memang mencintaimu Tapi cinta itu tak sampai membutakan hatiku, menulikan ragaku, melumpuhkan indraku "Aku nggak pantes buat kamu" Itu katamu... Lalu apa yang membuatmu pantas mencampakkan ku begitu saja demi seorang wanita lain??? Jadikan saja terus itu sebagai pembenaran... lagi...

Bertepuk Sebelah Tangan

Jalan yang panjang kulalui Hanya untuk saling bertemu Coba ku ingatkan kembali Betapa sayangnya ku padamu Hanya saja, kau tak tahu itu Ini kulakukan untukku Karna memang ku jatuh hati Pada dirimu sang kekasih Sungguh memang ku jatuh hati Hanya saja, kau tak tahu itu Kemarau ku lalui Hujan pun ku lalui Hanya untuk dirimu, yang sudah dipunyai "Bertepuk Sebelah Tangan" Lagu : Gusti Hendy Lirik : Armand Maulana Song : GIGI Taken from album Next Chapter (2006) Beberapa hari lalu bongkar2 lagi lagu GIGI, nemu lagu ini and than just click hehehe... I wish I could do everythink just for it :p ah ngarep... tidur aja deh hehehe...

Toh rasa itu masih ada dalam hatiku...

Image
Malam yang melelahkan... Melelahkan hatiku, melelahkan ragaku... Namun akhirnya waktu itu tiba, saat aku bisa bicara Tak lagi menjadikanmu sebagai hiasan dalam tulisku Walau tak jua seindah diangan, dimimpi Akhirnya aku semakin tahu, semakin yakin... Kau memintaku untuk tak berpikir kan kehilanganmu Mungkin aku juga akan berbuat hal yang sama Tak apa aku kehilanganmu sedikit lagi demi mendapatkanmu Setidaknya itu yang paling aku yakini kini... Toh aku masih bisa menunggu... Toh rasa itu masih ada dalam hatiku... Sayang, bicaralah jika kau merasa perlu bicara Aku tetap akan menunggu, sampai aku tak mampu lagi Tapi jika kau keberatan, sebaiknya minta aku berhenti Aku tak kan lagi menunggu jika kau memintanya... Karena aku memang melakukan ini semua untukmu... Please, dont take it so long I was missing you here...

I wish I could hate you...

konyol... why I must cry? u have your own happinest, and I should happy with it... maybe, I was too much love you... sorry... I wish I could hate you...

lebaran di rumah mantan pacar

Sore itu langkah membawaku ke sebuah rumah... Rumah asri yang selalu dilindungi oleh pepohonan dan angin yang hangat Rumah dimana 6 tahun lalu aku sering bercengkrama Bersama keluarga bahagia itu, bersama orang yang pernah aku sayang... 14 Oktober 2007, lebaran kedua, 1428 H niatnya mau ke rumah Aa di Leuwiliang... setelah singgah dari rumah teman yang lain ternyata aku disambut hujan di tengah perjalanan keadaan lalu lintas juga macet... dan sudah hampir magrib sementara rumah Aa masih jauh sekali Akhirnya aku batal ke sana... perjalananku terhenti di depan halte kampus IPB tempatku dulu biasa bercengkrama menunggu angkot pulang sekolah SMU entah angin apa yang membawaku berjalan... singgah aku ke rumah itu... Rumah seorang mantan pacar di zaman sekolah... Ragu tapi aku rindu... rindu hangat sapa keluarganya... dan aku tak menyesal singgah disana Mantanku tak ada sore itu, aku bertemu seluruh keluarganya Termasuk istri dan anaknya juga... :) Mama masih seperti dulu ...

Dekap aku lebih lama lagi

Semua sensasi itu tak akan pernah berhenti jika denganmu Selalu luluh yang hadir Rasa kagum bercampur sayang Rasa takut sekaligus terlindungi Ingin sekali kutepis dan berlalu menghampiri bahu lain Namun lagi-lagi bahumu yang kurindu Dekapanmu yang ku mau Dekapanmu yang memelukku dalam kegerahan Tak perlu dalam keadaan dingin untuk merindu tubuh Setiap saat bayang itu mencuri sela di hariku Aku ingin berhenti merindu desah nafasmu Aku ingin berhenti merindu pelukanmu di tiap sudut kota yang kita singgahi Dekap aku lebih lama lagi atau pergi dan berganti Ah, tetap saja aku menanti sudut kota yang lain..